Di selasar nan sepi.
lorong-lorong kosong,
Gema tanpa suara. Di dinding kelam,
di tepi tebing kehidupan bayangku terbelah
menjadi pekat hitam mencekam
Di senja yang mendendam.
Karena kerinduan terus tertahan.
Sebab rasa meresap putus asa tanpa sisa.
jiwaku hilang nyali, lantas membunuh diri.
Menggorok leher dengan pisau puisi.
Cuma tinggalkan sajak tanpa jejak.
Bak rampok yang menguras habis sepusaka sakral inspirasi.
Gema tanpa suara. Di dinding kelam,
di tepi tebing kehidupan bayangku terbelah
menjadi pekat hitam mencekam
Di senja yang mendendam.
Karena kerinduan terus tertahan.
Sebab rasa meresap putus asa tanpa sisa.
jiwaku hilang nyali, lantas membunuh diri.
Menggorok leher dengan pisau puisi.
Cuma tinggalkan sajak tanpa jejak.
Bak rampok yang menguras habis sepusaka sakral inspirasi.
DENGARLAH hatiku, dan dengarlah ucapanku.
Semalam jiwaku adalah sebatang pohon yang kokoh dan tua,
Menghunjam akar-akarnya
ke dasar bumi
Cabang-cabangnya
mencekam ke arah yang tak terhingga.
Jiwaku berbunga di musim bunga, memikul buah pada musim panas.
Jiwaku berbunga di musim bunga, memikul buah pada musim panas.
Pada musim
gugur kukumpulkan buahnya di mangkuk
Dan kuletakkannya
di tengah jalan.
Orang-orang
yang lalu lalang mengambil dan memakannya,
Serta meneruskan
perjalanan mereka.
Cari cahaya di laut yang indah
Saya memilih untuk menjadi bahagia
Kau dan aku, Kita seperti berlian di langit
Kau
bintang jatuh saya lihat
Sebuah visi ekstasi
Ketika Anda memegang saya, saya hidup
Kita seperti berlian di langit
Sebuah visi ekstasi
Ketika Anda memegang saya, saya hidup
Kita seperti berlian di langit
Hari terhitung minggu Minggu pun menjadi bulan..
Pagi ku mengingat mu Malam ku mengenangmu
Tetap saja semua sama Sejak kau pergi..
Ku masih saja menanti mu
Hingga kau kembali
Dan takkan tinggalkan ku lagi..
Entah kapan..
Menunggu mu masih.. Setia tetap ku
janji..
Hingga ku dapat kau kembali..
Bersama jalani hari..
Hingga ku dapat kau kembali..
Bersama jalani hari..
kenapa masih saja mendamba untuk memiliki
Jika memang surga dunia itu menyengsarakan
dan tau semua itu semu
mengapa masih saja ingin menikmati?
Jika memang surga dunia itu tiada kekal
kenapa masih saja
begitu ramai ingin mempunyai?
Ku terdiam dalam ruang sepi tak berteman
Terlintas bayangmu bermain dalam pikiran
Ku larut dalam hayalku tentang tak bertepiaan
Mengapa aku bisa menyayangimu
Walau ku tahu kau tak mempedulikanku
Apakah ini hanya perasaanku sesaat
Atau karena pikiran ini telah penat
Rasa sayang ini telah ada
Pada saat yang tidak pernah kuminta
Terlintas bayangmu bermain dalam pikiran
Ku larut dalam hayalku tentang tak bertepiaan
Mengapa aku bisa menyayangimu
Walau ku tahu kau tak mempedulikanku
Apakah ini hanya perasaanku sesaat
Atau karena pikiran ini telah penat
Rasa sayang ini telah ada
Pada saat yang tidak pernah kuminta
Ku terdiam dalam ruang sepi tak berteman
Terlintas bayangmu bermain dalam pikiran
Ku larut dalam hayalku tentang tak bertepiaan
Mengapa aku bisa menyayangimu
Walau ku tahu kau tak mempedulikanku
Apakah ini hanya perasaanku sesaat
Atau karena pikiran ini telah penat
Rasa sayang ini telah ada
Pada saat yang tidak pernah kuminta
Tapi hati ini terus membara
Menanti cinta yang tak pernah ada
Wahai dewi cinta
Tepatkah kau menembakan panah asmara
Membuat hati terluka
Menunggu cinta tak kunjung tiba
Wahai kau yang disana
Sadarkah kau disini kumencinta
Dirimu terlalu kupuja
Bagaikan sebuah mahakarya
Terlintas bayangmu bermain dalam pikiran
Ku larut dalam hayalku tentang tak bertepiaan
Mengapa aku bisa menyayangimu
Walau ku tahu kau tak mempedulikanku
Apakah ini hanya perasaanku sesaat
Atau karena pikiran ini telah penat
Rasa sayang ini telah ada
Pada saat yang tidak pernah kuminta
Tapi hati ini terus membara
Menanti cinta yang tak pernah ada
Wahai dewi cinta
Tepatkah kau menembakan panah asmara
Membuat hati terluka
Menunggu cinta tak kunjung tiba
Wahai kau yang disana
Sadarkah kau disini kumencinta
Dirimu terlalu kupuja
Bagaikan sebuah mahakarya
No comments:
Post a Comment